Rabu, 18 Mei 2011

Dari Multimedia ke Multichannel dan Multiplatform

Catatan HUT ke-7 Tribun Timur - Dahlan Dahi Pemimpin Redaksi Tribun Timur

Rabu, 9 Februari 2011 | 12:33 WITA

TUJUH tahun lalu, 9 Februari. Koran Tribun Timur untuk pertama kalinya terbit di Makassar. Sebuah koran, satu media.
Hari ini kami mengelola Tribun Timur. Bukan lagi sebagai koran saja, sebuah media saja, tetapi sebuah lembaga sosial-ekonomi.
Beragam waktu dan ruang Tribun Timur muncul. Sebagai koran, sebagai event, sebagai penyedia hiburan, sebagai sponsor kegiatan, sebagai lembaga donor darah, sebagai tools of solidarity makers (alat solidaritas sosial), sebagai "anjing penggonggong" pemerintah (watch dog), sebagai kartu diskon lewat Tribun Family Card (TFC), atau sebagai kupon diskon di pusat perbelanjaan atau toko roti.

***
Sebagai media, Tribun Timur saat ini tidak saja berada di koran cetak. Isi beritanya tersebar di social networking, jejaring sosial, facebook dan twitter.
Isi berita Tribun Timur juga menyebar lewat fasilitas Web 2.0 seperti RSS Feed. Lalu kita lihat Tribun Timur ada di blog. Di-share, disebarkan, oleh siapa saja.
Jarang heran kalau suatu waktu berita Tribun Timur muncul di portal berita nasional seperti KOMPAS.com, TRIBUNnews.com, maupun 16 portal berita regional di Tribun Network.

Atau, tanpa memegang koran Tribun Timur, Anda biasa membaca berita Tribun Timur edisi epaper (elektonic paper) di iPad. Berselancar dengan iPhone di TRIBUN-TIMUR.com.
Bagaimana merumuskan perkembangan itu? Bagaimana menyederhanakan kerangkanya? Atau, mengapa bergerak ke sana?

Keluar dari Dilema
Mulanya adalah sebuah pertanyaan. Dunia online berkembangan begitu cepat, koneksinya maupun alatnya (gadgetnya). Harga koneksi maupun gadgetnya pun kian murah. Pembaca bisa mengakses berita dengan cepat. Gratis pula. Lewat PC, laptop, handphone, dan kemudian tablet semacam iPad atau Galaxy Tab. Apakah, dengan demikian, koran akan segera game over?
Atau, pertanyaan dilematisnya seperti ini: Apakah kalau koran ikut-ikutan masuk menjajakan konten (isi/berita) ke dunia online yang gratis, lalu koran edisi cetak menggali kuburannya sendiri?
Ada dua jawaban terhadap ini. Ada yang berpendapat, kalau koran masuk ke dunia online, ya, sudah. Tamatlah riwayat koran. Maka, online pun dibuat seperti koran cetak: mesti bayar.
Jawaban lainnya datang dari Kompas Gramedia, kelompok penerbitan terbesar di Indonesia, induknya Tribun Timur.
Tiga tahun lalu, dengan tegas Kompas Gramedia menegaskan, masuki dunia online, pelajari, rebut peluangnya.
Bermainlah di "etik" online. Salah satu rumus dunia online, seperti dikembangkan "mbahnya" dunia maya, Google, adalah ini: Free is business model. Internet users (pengguna internet) akan segera kabur manakala Anda memintanya membayar. Sudah terlanjur "etik" ini menjadi semacam salah satu ayat suci dunia online.
Menyiasti "etik" itu, Google --seperti dikemukakan Jeff Jarvis, penulis buku laris What Would Google Do?-- membuat model bisnis baru. Dia berangkat dari asumsi, life is public, karena itu, public is business. Tariklah uang dari public (audience), dan biarkan pemasang iklan yang membayar, bukan internet users.
Ini persis bisnis modelnya televisi. Tidak ada penonton bodoh yang mau membayar. Pemasang iklanlah yang membayar.
Dari sanalah, Tribun Timur mengembangkan diri. Di Kompas Gramedia, apa yang kami lakukan ini dikenal dengan prinsip 3M (multimedia, multichannel, dan multiplatform).
Tribun Timur Multimedia
Tribun Timur edisi cetak atau kita kenal dengan koran atau surat kabar merupakan salah satu media saja. Ada korannya, jaringan distribusinya, dan ada pembacanya.
Inilah koran tradisional, koran yang ada dan dikelola seperti ini sejak umat manusia mengenal koran.
Internet berkembang, teknologi semakin maju. Koran edisi cetak bisa dibaca melalui komputer dalam bentuk kertas elektronik (electronic paper atau epaper).
Sama seperti media cetak (print edition), epaper edition juga punya pembacanya sendiri. Reach (jangkauan) edisi cetak tentulah berbeda dari reach edisi epaper, kendati tentu saja dimungkinkan adanya duplikasi: membaca edisi cetak, juga membaca epaper.
Jenis media ketiga adalah online, TRIBUN-TIMUR.com. Portal berita ini berisi sebagian kecil berita edisi cetak dalam format teks maupun images (foto) serta berita terbaru, real time news.
Seperti juga Tribun Timur edisi cetak dan edisi epaper, TRIBUN-TIMUR.com memiliki pembacanya sendiri. Reach-nya sendiri.

Sejak dua tahun terakhir, TRIBUN-TIMUR.com merupakan portal berita nomor satu di Makassar.
Menurut statshow.com, sebanyak 224.490 visitors mengakses TRIBUN-TIMUR.com setiap bulan (monthly visitors). Jumlah halaman yang dibuka (monthly pageviews) mencapai 493.890 halaman. Baik dari jumlah visitors maupun jumlah halaman yang diakses (pageview), TRIBUN-TIMUR.com masih merupakan portal berita terbesar di Makassar.
Tribun Timur Multichannel
Lewat jaringan KOMPAS.com dan TRIBUNnews.com, berita-berita Tribun Timur menjangkau (reach) audiens yang lebih luas lagi. Jaringan Tribun atau Tribun Network menjangkau 17 kota termasuk Jakarta.
Di KG Wire, gudang data Kompas Gramedia, yang diperkuat hampir 700 wartawan di seluruh Indonesia, TRIBUN-TIMUR.com merupakan salah satu penyumbang berita online terbanyak.
Channel (kanal) lain bagi berita Tribun Timur adalah situs jejaring sosial seperti facebook dan twitter. Lewat RSS feed, berita-berita TRIBUN-TIMUR.com ter-update secara otomatis di wall facebook maupun timeline twitter.
Melalui jaringan facebook, berita TRIBUN-TIMUR.com terdistribusi ke 25.165 friends atau fans Facebook Page Tribun Timur Berita Online Makassar setiap hari. Lima berita setiap jam.
Jumlah friends atau fans sebanyak itu merupakan friends atau fans akun facebook koran terbesar di Makassar atau lebih dari tiga kali lipat friends atau fans akun facebook koran lain.
Di twitter, followers @tribuntimur adalah 3.504 atau lebih 10 kali lipat dibanding followers akun twitter koran lain.
Tribun Timur mengembangkan apa yang disebut Tribun Timur Breaking News khusus untuk follower di twitter. Dengan berbekal maksimal 140 karakter, isi Tribun Timur Breaking News sangat pendek, flash saja. Karakter content seperti ini sangat khas, sulit di edisi online apalagi edisi cetak. Bagaimanapun, @tribuntimur ini memiliki pembacanya sendiri.
Tribun Timur Multiplatform
TRIBUN-TIMUR.com bisa mendistribusikan beritanya melalui BlackBerry sejak tahun lalu. Dengan BlackBerry launcher, TRIBUN-TIMUR.com merupakan koran pertama di Makassar yang masuk ke platform BlackBerry.
Tribun Timur meneruskan kepeloporannya di platform iPhone dan iPad. Pengguna iPhone dan iPad kini bisa menikmati berita-berita terbaru TRIBUN-TIMUR.com.
Khusus pengguna iPad, saat ini sudah bisa menikmati Tribun Timur, baik edisi online (TRIBUN-TIMUR.com) maupun edisi epaper (epaper.tribun-timur.com).
Pertanyaannya adalah apakah dengan membuang-buang berita di kanal dan platform online gratis lalu pembaca edisi cetak turun?
Tegas sekali jawabannya: Tidak. Malah, jumlah readership (pembaca) Tribun Timur menurut survei terakhir dari Nielsen menunjukkan angka naik, sementara koran lainnya turun.
Apa yang kami perkirakan, sejauh ini, benar: Bahwa edisi print dan edisi online berfungsi complementary, saling melengkapi. Jauh dari watak subtitusi, saling membunuh.
Akhirnya, terima kasih atas kepercayaan pembaca. Mohon doa dan dukungan agar Tribun Timur tetap bisa mewujudkan janjinya: Tribun Timur, Selalu yang Pertama.(*)
Multimedia:
-Tribun Timur edisi cetak
- Tribun Timur edisi online
- Tribun Timur edisi epaper

Multichannel:
-KOMPAS.com
-TRIBUNnews.com
-Tribun Network
- Facebook
-Twitter

Multiplatform:
-Handphone
-BlackBerry
-iPhone
-iPad

Tribun Timur
Lebih Interaktif, Lebih Akrab

Tidak ada komentar:

Posting Komentar